Menu

Viral Jadi Perbincangan, Ini Profil Kades Penggali Kubur dari Blitar

Viral Jadi Perbincangan, Ini Profil Kades Penggali Kubur dari Blitar

 

                                          Kades Pagerwojo, Mujiadi (Foto: Malik Naharul/BlitarTIMES)

Berawal dari rasa kepedulian dan jiwa sosial yang tinggi, Mujiadi (50), sosok Kepala Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar ramai jadi perbincangan. Pria yang mendapat julukan sebagai Penggali Kubur itu sukses terpilih sebagai Kepala Desa Pagerwojo dan dilantik pada Jumat (13/12/2019) lalu.

Pria berpawakan tinggi kurus tersebut nampak bersemangat menjalani tugas barunya menjadi Kades saat ditemui BLITARTIMES di kantornya, Kantor Desa Pagerwojo pada Rabu (18/12/2019) kemarin. Dengan ramah dia melayani setiap tamu yang berkepentingan.

Saat dikonfirmasi, Mujiadi mengaku awalnya sedikit pun tidak punya niat untuk maju di ajang Pemilihan Kepala Desa (Pilkades). Dorongan itu justru muncul dari masyarakat sekitar Dusun Krajan, Desa Pagerwojo.

Dorongan agar dirinya maju di Pilkades berawal dari bercandaan saat dia bersama warga sedang takziah menggali kubur untuk orang meninggal di tempat pemakaman umum di desanya.

"Awalnya gak ada niatan, awalnya sebenernya dari guyonan orang-orang saat menggali kubur itu sambil gojlok-gojlokan nyuruh saya maju pilkades. Setahun belakangan kan belum ada yang maju, jadinya saya jadi gojlok-gojlokan," ungkap Mujiadi.

Guyonan itu terus berulang setiap kali dia bersama warga sedang menggali kubur untuk orang meninggal di desanya. Awalnya, Muji tetap tidak tergiur untuk mendaftar ikut Pilkades.

Akan tetapi, dorongan warga agar dirinya maju dalam Pilkades semakin kuat. Merasa tak tahan, dia pun mendaftar sebagai salah satu calon di Pilkades Pagerwojo.

"Akhirnya ya saya mau maju Pilkades, ya karena dorongan dari warga. Padahal saya sudah bilang ke warga, kalo saya ini wong tani. Paling demam panggung kalo suruh ngomong di depan. Saya pernah disuruh bicara di depan jamaah yasin saja gelagapan, malah jadi guyonan orang banyak," kenangnya.

Bapak dua anak ini mengaku, sebenarnya dirinya tidak menyangka bisa terpilih menjadi kepala desa. Nasib berpihak padanya, dalam Pilkades 2019 lalu, dia berhasil mengalahkan tiga calon lain di Pilkades Pagerwojo, termasuk petahana. Ketiga calon lain, yaitu, Eko Suparno, Sugito, dan Slamet (kades petahana).

Dia memperoleh 1.284 suara hanya unggul 82 suara dari calon petahana, Slamet yang mendapat 1.202 suara. Sedang dua calon lain, yaitu Eko Suparno mendapat 827 suara dan Sugito memperoleh sekitar 250 suara.

Dari empat dusun di Desa Pagerwojo yaitu, Krajan, Dawung, Tegalrejo, dan Jirakkerep. Dengan jumlah total hak pilih di Pilkades Pagerwojo sekitar 5.700 orang. Mujiadi berhasil menang telak di dua dusun, yaitu, Krajan dan Tegalrejo.

Kesuksesannya dalam Pilkades Pagerwojo, dinilai tidak mengeluarkan biaya banyak. Mujiadi mengaku, hanya mengeluarkan uang senilai Rp 900 ribu dan lainnya hanya berupa suguhan makanan saat menjamu tamu menjelang Pilkades.

"Mungkin sekitar 2 bulan itu tamu yang datang ke rumah itu gak pernah sepi, tiap malam selalu ada tamu yang datang. Itu yang gak bisa dihitung habis berapa, namanya orang tani ya suguhan apa adanya, ya ketela, kacang, pisang dan kopi itu selama dua bulan gak pernah ngitung habis berapa," jelasnya.

Pria lulusan SMKN 1 Blitar itu memang dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi. Terutama setiap kali mendengar ada orang meninggal di desanya dirinya merasa terpanggil untuk membantu keluarga dengan membantu menggali kubur.

Kebiasaan itu yang membuat Mujiadi dikenal sebagai sosok yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Sejak 2003 lalu kebiasaannya membantu menggali kubur saat ada orang meninggal menjadikan dia dikenal sebagai penggali kubur.

"Hampir 90 persen ketika mendengar ada orang meninggal insyaallah saya pasti datang. Dari pada cuman takziah diem di rumahnya yang kena musibah ya mending ke kuburan. Namanya orang tani ya gak tahan mas kalo cuman diem, mending ambil cangkul ikut menggali kuburan," ucapnya.

Ayah dua anak ini mengaku, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dia menggantungkan diri pada hasil pertanian. Dia menggarap lahan yang luasnya sekitar dua hektare di empat lokasi di desanya.

Lahan tersebut sebagian merupakan tanah bengkok yang dia sewa dari desa. Lahan itu berupa sawah dan tegalan. Dengan tanaman berupa jeruk, palawija, padi, dan sebagian lagi ditanami pohon turi.

"Kalau pekerjaan saya ya tani. Kalau istri berdagang sayur di pasar. Istri saya melayani penjual sayur keliling di pasar," katanya.

Setelah menjadi Kades, Mujiadi optimis ingin membangun desa melalui BUMDES dan program-program pemberdayaan masyarakat. Menurutnya, Desa Pagerwojo memiliki potensi pertanian yang cukup bagus. Hal itu perlu ditunjang dengan sarana prasarana dan sumberdaya manusia yang memadai.

"Target saya ingin menghidupkan BUMDES. Saya ingin menciptakan lapangan kerja untuk anak muda yang masih menganggur. Saya juga ingin mengembangkan pertanian di desa ini," tukasnya.(*)

Ads middle content1

Ads middle content2